Api yang keluar sebagai sumber abadi obyek wisata ini merupakan sumber api alam, dan merupakan sumber api terbesar di Asia Tenggara. Saat pengunjung akan menuju lokasi wisata Api Kayangan ini, mereka akan terlebih dahulu melewati indahnya hutan jati yang hijau dan rindang. Sesampaianya di lokasi, akan terdapat gapura dengan jajaran tiang yang akan menyambut.
Di tengah tiang tersebut terdapat lingkaran batu yang mengeluarkan gelombang panas, tempat dimana si api abadi bersemayam.
Masyarakat sekitar meyakini, bahwa tempat ini adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Mpu Supa, atau biasa disebut dengan Mbah Pandhe yang berasal dari kerajaan Majapahit. Mpu Supa merupakan seorang pande besi yang biasa membuat alat-alat pertanian dan pusaka. Kubangan lumpur yang berada di sebelah barat Api Kayangan dan berbau belerang dipercaya masyarakat bahwa, Beliau masih beraktifitas sampai "sekarang".
Dengan berbagai kepercayaan yang masih berkembang sampai saat ini, membuat Api Kayangan ini menjadi tempat yang sangat sakral. Api yang ada hanya boleh diambil jika ada upacara penting seperti yang telah dilakukan pada masa lalu, seperti upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X dan untuk mengambil api melalui suatu prasyarat yakni selamatan / wilujengan dan tayuban dengan menggunakan gending eling-eling, wani-wani dan gunungsari yang merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo.
Posting Komentar